I mau mewek dulu.
Mewek sejadi-jadinya.
Bukannya pengen bilang
kalau saya ini cewek kuat, tetapi seumur-umur saya belum pernah
posting sesuatu yang sifatnya mellow. Saya jadi begini karena
hari Rabu kemarin saya sedang merasakan perasaan bersalah, Mental
jadi acakadut banget. Drop-nya ga kira-kira. Padahal kalau
diperhatikan, isi timeline twitter saya isinya senang-senang
terus ya? Huh, don't judge my book-of-life by its cover.
Rabu kemarin, 23 Mei
2012, saya masuk kelas pagi. Sebagai mahasiswi yang taat peraturan
(catat: kalau telat dapat nilai 2E alias mengulang 2x untuk mata
kuliah yang sama), saya datang tidak lelet-marlelet seperti biasanya.
Ga buru-buru juga, sih. Eh ga taunya ga ada dosen, kami disuruh tanda
tangan absensi aja. Niatnya pengen langsung pulang tapi ga jadi
karena siangnya (13:00wita) akan ada sosialisasi PKL oleh ketua
komisi PKL. Anteng, saya tungguin.
Sambil membunuh waktu,
saya hapus-hapusin inbox sms yang ada di hape saya. Jumlahnya
sudah mau 2000, itupun lebih banyak yang isinya ga penting daripada
yang penting. Sembari menghapus, saya lihat ada inbox dari
anggota missionaris. SMS-nya lucu banget, pengen saya forward deh,
rasanya. Keisengan saya muncul, akhirnya saya editlah...
Buat teman-temannya (nama yang bersangkutan – dalam hal ini nama saya) ini saya keluarganya. Mau minta maaf kalau ada kata-kata dia yang kurang baik, dari sikap maupun perilakunya selama iini, karena baru saja ia meninggalkan kita semua. Keluarganya meminta maaf yang sebesar-besarnya karena tak terduga dan tidak ada tanda-tanda sebelumnya, dia telah diambil... KE ATAS. Pukul 04:55wita tadi dia dijemput.
SAMA PILOT, dia terbang keliling dunia mau cari INDOMIE RASA KANGKUNG.
Ini ceritaku, apa ceritamu? Hehehe.
Sebelum saya kirim, saya
tunjukkin dulu isi sms itu ke kawan saya. Eh doski langsung ngakak
jaya. Pas saya tunjukkin ke teman yang satu lagi, sama juga
ngakaknya. Ya sutra lha ya ekspektasi saya langsung bagus, dong.
Langsung deh saya kirim ke beberapa teman (dekat) seperti Ribka,
Nora, dan Chrisna.
Sent.
Tahu balasan apa yang
saya dapatkan? Bukannya laughing out loud seperti yang kedua
teman saya lakukan, eh saya malah dimarahi! Ribka sampai telepon saya
2x. Ga sempat saya angkat. Nora sampai bingung, “Ini beneran?? Ya
ampun, serius??” trus malah terusin berita ini ke Mona. Si Chrisna
malah lebih lempeng lagi jawabnya, “Ini beneran? Sepertinya sampai
kemarin ia masih baik-baik saja.”
Gengges yee, saya bingung
sendiri jadinya. Ini mereka yang kurang g4o3L atau gimana sih? Kok
responnya beda. Saya suruh mereka baca dulu sampai kelar, sampai
bagian paling bawah. Ga taunya mereka bilang isi SMS saya...
KEPOTONG! Ya terang aja pada panik semuaaa! Dan tentu saja saya
nyantai jaya karena sms dari kakak tersebut tidak terpotong ketika
dikirimkan ke saya! Kena omel lagi dah saya. :|
Sibuk minta maaf pada
setiap orang yang saya kerjain, sebenarnya kejadian ini juga
menghasilkan hikmah. Sisi positifnya, saya jadi tahu mana teman-teman
saya yang setia disaat keluarga saya (dan saya) sedang susah dan mana
yang tidak (ini terbukti dari mereka yang marah-marah = peduli dan
mereka yang tidak respon, bahkan sampai malam sekalipun = cuek). Sisi
negatifnya, kalau saya beneran minta tolong karena ada sesuatu yang
urgent, mereka belum tentu mau bantu karena dipikirnya saya
pasti bercanda lagi. It means, jangan jangan main-main dengan
sesuatu yang sifatnya penting-ga-penting ini. Ntar jadi boomerang
buat diri sendiri.
MATENG DEH SAYAAA! KAPOK
AHH!
No comments:
Post a Comment