1.10.11

Yuk, belajar bahasa Mandarin!


Hari gini ga kenal artis-artis Asia? Apa kata dunia?” Itu adalah kata-kata yang biasa saya dengar (bahkan saya ungkapkan juga) ketika ada seseorang seumuran saya, yang saya tahu sangat aktif dalam dunia hiburan (clubbing, suka nonton, suka travelling kemana-mana) tapi ga tau artis Asia.

Untuk K-Pop lovers, siapa sih yang ngga kenal Won Bin dan Lee Min Ho serta Rain? Film-film Korea pun banyak juga yang terkenal, seperti 'Full House', 'Boys Over Flowers', 'Coffee Prince', 'Princess Hours', bla bla bla. Girlband-nya ada 2NE1, 4Minutes, Afterschool, Miss A, Sistar, SNSD, dan lain-lain. Boyband? Ga usah ditanya, ada TVXQ, Super Junior, Bigbang, SHINee, dll.

Bagaimana dengan J-Pop? Wah ini ga kalah menarik. Siapa yang ga kenal Arashi dan Depapepe? Sayangnya saya ga terlalu suka J-pop karena menurut saya gaungnya kurang terdengar.. Hehehe.

Diantara kedua negara tersebut, saya lebih condong menyukai dunia hiburan panggung Mandarin. Entah dari China, Taiwan, Malaysia, Singapore, maupun Hongkong, pokoknya yang bahasa utama atau bahasa keduanyan adalah Mandarin. Siapa yang ga kenal Jet Li, Stephen Chow, Andy Lau? Mereka berasal dari negara berbahasa Mandarin. Yang waktu kecil suka nonton film-filmnya Boboho, pasti kenal deh. Hahaha :D

Saya punya kisah menarik mengapa saya menyukai bahasa Mandarin.

Waktu saya berada di Grade X (kelas 1 SMA), mata pelajaran wajib untuk bahasa asing selain bahasa Inggris adalah bahasa Mandarin. Waktu itu saya ga terlalu tertarik krn belum ada gambaran mengenai kebudayaan China. Tapi waktu itu ada beberapa temen saya yang sempet kursus Mandarin, mereka bilang bahasa China agak ribet karena susah di penulisan dan susah di nada – tone cara bacanya. Wedew, 'saya sanggup ngikutin ga, ya?', pikiran saya waktu itu. Bukannya apa-apa, untuk belajar bahasa Inggris saja, saya perlu kursus selama 8 tahun, berpindah-pindah tempat, dan belajar dari media lain seperti film, lagu, dan bacaan menarik agar saya fluently understand English. Untungnya skrg bahasa Inggris saya udah oke, jadinya klo diajak ber-daily conversation with the foreigners, saya berani :) Nah, untuk kenal bahasa Mandarin yang saya kurang tahu asal-usulnya kaya gimana, menurut saya wajar jika saya agak sedikit nervous.

Sialnya, angkatan saya dapat laoshi (guru) yang masih muda dan jiwa mudanya keliatan banget -_- Namanya Laoshi Rudy. Masih suka main-main, mengganggap murid = teman (bahkan masih sempet2nya jualan pulsa di kelas – bayangkan!) jadinya kami-kami ini gada respek sama dia. Antara kasihan dan sebal sih, kasihan karena laoshi Rudy jadi malah dibego-begoin sama kami, sebal karena laoshi Rudy ga punya wibawa.

Satu hal yang saya ga tau, ternyata angkatan atas (kakak2 kelas saya) dapat laoshi yang galak banget (baca: Laoshi Rudy's Mom)! Saya lupa namanya siapa, tapi yang jelas, kalo saya denger kakak2 kelas saya bercerita mengenai laoshi yang mengajar mereka, saya jadi kasihan.. Mereka jadi ga bisa chit-chat di kelas, Ketawa cekikikan aja ga boleh. Kaku bener yeee...

Saya pernah ditawari kursus bahasa Perancis oleh ibu saya, tapi saya ga mau. Saya bilang, saya maunya les Mandarin untuk memperdalam bahasa itu. Alasannya ya karena laoshi Rudy itu, kalo ngikutin caranya dia, kemajuan saya bakal kayak kura-kura. Lelet benerrr...

Singkat cerita, saya naik kelas. Ternyata laoshi-nya diganti dr laoshi Rudy menjadi Zhen laoshi (saya lupa nama Indonesianya apa) yang menurut saya lebih berkompeten dan professional. Lulusan dr Taiwan University. Asli dan terpercaya. Pas saya tahu cara ngajarnya Zhen Laoshi, saya langsung bersyukur, “Akhirnya ada guru yang bener juga disini!” Hahaha. Beneran deh, karena Zhen Laoshi, saya jadi tahu kebudayaan di sana seperti apa, saya jadi tahu orang2 disana kayak gimana, dll dll dll.

Sampai suatu hari, di Jakarta ada stasiun televisi lokal yang bernama JakTV. Saya lihat disana ada film Mandarin. Saya penasaran, trus saya tonton ceritanya sampe habis. Wuih ternyata bagus banget bookk!! Pemainnya kece-kece pula, ga cewek, ga cowok. Saya langsung cari tahu deh, saya pantengin tuh tipi dr hari Senin – Jumat, pukul 19:00-20:00 (promosi). Ternyata tuh film judulnya adalah:
Hanazakarino Kimitachihe versi Taiwan.

 Pemain utamanya...
Artis favorit saya
Ella Chen
dan...
Jiro Wang
Langsung deh pulang sekolah saya googling dan cari tahu tentang mereka... Hahaha niat amat yah?!

Gara-gara Wu Zun lah saya jadi berniat mendalami bahasa Mandarin.. Saya sampe bela-belain ikut kursus bahasa Mandarin yang, walaupun hanya 4 bulan, menurut saya berharga sekali. Butuh perjuangan untuk masuk ke komunitas itu. Butuh perjuangan untuk membuat orangtua saya mengerti bahwa saya begitu mencintai bahasa ini. Butuh perjuangan pula untuk mencapai tempat kursus dr sekolah maupun rumah. It opened my mind about Chinese people, about the cultures, the traditions there, and blah blah blah. Everytime I get knowing it further, much I love Mandarin. Even China peranakan yang ada di Indonesia, saya tahu sekali.

Satu hal yang saya banggakan mengenai China adalah seberapapun buruknya stereotip yang diberikan untuk mereka, mereka ga peduli. They show me that life must go on. Good or bad, it's not you who decide. Satu lagi: Chinese people rajin2! Ulet banget! Gigih!

Sejak itu, saya makin mencintai negara ini dan orang-orang yang berada di dalamnya. Saya makin sering mencari tahu apa yang sedang terjadi disana. Walaupun kata orang, barang2 buatan China bukanlah recommended product, saya ga peduli. Sekali lagi saya bilang, they show me that life must go on. Bahkan MacOS X aja dirakit di China! Hahaha :D

Jadi, berani mencoba belajar bahasa Mandarin? I challenge you! :D

2 comments:

  1. Hehehe :D
    Curhat nie Ghe ceritana 'bout ure Chinese life struggling??
    F.Y.I nma Indonesia'a Chen Laoshi itu adlh Laoshi Yanni a.k.a Yanni S Tambayong,,
    :)

    ReplyDelete
  2. Oia gua baru inget Mike, hehehe sori2.
    Ga juga sih, kdg2 ada yg bertanya2 knp gua smpe segitu sukanya sm Bhs Mandarin.. Jd ada baiknya gua cerita biar mereka mengerti :)

    ReplyDelete